Sedikit kata

Semua Akan Indah Pada Waktunya

--9 Agustus 2019--

01 February, 2016

SULISTYO BASUKI DAN PANDANGANNYA MENGENAI DOKUMENTASI




SULISTYO BASUKI DAN PANDANGANNYA MENGENAI DOKUMENTASI

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah: Manajemen Organisasi dan Koleksi Perpustakaan
Dosen Pengampu: Dra. Labibah, M.LIS



Disusun Oleh :
                                             Nama           : Suryanto
                                             NIM             : 1520011047





KONSENTRASI  ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
PROGRAM STUDI INTERDISCIPLINARY ISLAMIC STUDIES (IIS)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2016

A.    LATAR BELAKANG
Sulistyo-Basuki merupakan profesor ilmu perpustakaan pertama di Indonesia. Dia menjadi penulis yang sangat produktif, terutama di bidang ilmu perpustakaan dan informasi. Bahkan dia juga menulis buku-buku yang ada kaitannya dengan ilmu perpustakaan atau kepustakwanan seperti bidang dokumentasi dan kearsipan.
Definisi dokumentasi hingga saat ini menjadi hal yang membingungkan. Seksi dokumentasi dalam sebuah kepanitiaan lebih condong kepada tugas mengambil foto[1] dan merekam dalam bentuk video. Dalam halnya dengan kepustakawananpun, terdapat berbagai perbedaan pendapat mengenai arti dari dokumentasi itu sendiri. Namun Sulistyo-Basuki dapat menjelaskan definisi dokumentasi secara jelas dan mudah untuk dipahami, baik kaitannya dengan kepustakawanan maupun diluar kepustakawanan.
Hal ini menjadi menarik untuk dibahas melihat dia adalah orang yang setiap buku menjadi pedoman dalam perkuliahan ilmu perpustakaan dan informasi. Tulisan ini akan memberikan pengetahuan mengenai biografi Sulistyo-Basuki dan bagaimana penjelasan Sulistyo-Basuki mengenai definis Dokumentasi.

B.     BIOGRAFI SULISTYO BASUKI
L. Sulistyo Basuki adalah Guru besar Ilmu Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya dan Ketua Program Studi Ilmu Perpustakaan Program Pascasarjana Universitas Indonesia, Depok. Sulistyo-Basuki, atau akrab dipanggil Pak Sulis (lahir di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, 11 September 1941) merupakan putra pertama almarhum Bapak Hardjito dan Ibu Moeridjah Hardjito, yang kedua-duanya merupakan pensiunan guru Sekolah Rakjat di Blitar. Ibunda Moeridjah sempat merangkap pustakawan ketika menjadi guru bantu di Meisjes Vervolgschool Wlingi. Menikah dengan V. Wiwiek Sulistyo,SH., LLM, dan dikaruniai putri bernama L. Iswi Hapsari Sulistyo.
Pendidikannya di mulai di Frobel School di Sumbawa Besar (1948), Sekolah Rakjat di Blitar (1954), SMP bagian B (Blitar, 1957), SMA bagian C (Blitar, 1960) kemudian melanjutkan ke Sekolah Perpustakaan, cikal bakal pendidikan arsiparis di Indonesia. Ia memperoleh gelar Sardjana Muda (Universitas Indonesia, 1963), Sarjana Sastra (Universitas Indonesia 1974), Master of Science in Library Science (Case Western reserve University, Cleveland, Ohio, USA 1980), Master of Arts (Case Western reserve University, 1980).
Ia menjadi putra Indonesia pertama yang meraih gelar doktor dalam bidang Information and Library Science dan juga gelar profesor bidang Ilmu Perpustakaan (sejak tahun 1995). Gelar doktor diraihnya akhir Juni 1984 di Case Western Reserve University Cleveland, Ohio, Amerika Serikat. Ia mempertahankan disertasi yang berjudul: A Citation Analysis of Agricultural and Medical Journal Published in Less Developed Countries, With Special Reference to the Regions of Africa Sub-Sahara, Latin America, and Southeast Asia.
Pendidikan lain pernah diperolehdi Singapore National Library (1974), Georgia Institute of Technology (1977), dan University of Wales (1988). Beliau diangkat sebagai professor di Universitas Indonesia pada tahun 1995.
Pak Sulis merupakan pengajar dan penulis yang aktif. Buku-buku terbitannya telah menjadi pegangan dasar bagi mahasiswa jurusan ilmu perpustakaan dan informasi di universitas seluruh Indonesia, antar lain.
1.      Guru Besar, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (1995-sekarang)
2.      Pengajar Program Ilmu Perpustakaan, Program Pascasarjana Universitas Indonesia (1990-sekarang)
3.      Pengajar, Jurusan Ilmu Perpustakaan (Perpustakaan) Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (1975-sekarang)


Pengalaman kerja
  1. 1962–1963 Perpustakaan Yayasan Yamin
  2. 1963–1965 Bagian Dokumentasi Madjelis Ilmu Pengetahuan Indonesia
  3. 1965–1967 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
  4. 1967–1977 Departemen Luar Negeri
  5. 1977-sekarang Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (dahulu Fakultas Sastra) Universitas Indonesia
  6. 1984–1986 Pengajar, Ilmu Kedokteran Dasar, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
  7. 1990-sekarang Pengajar Program Studi Ilmu Perpustakaan program Pascasarjana Universitas Indonesia
  8. 8.      1992-sekarang Pengajar Program Manajemen Dokumen dan Informasi (dahulu Program Kearsipan) Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia
  9. 1994-1996 Kepala Pusat Sumber Daya Manusia dan Pemasyarakatan Arsip Nasional RI
  10. 1995-sekarang Pengajar, Program Pascasarajana Program Studi Ilmu Perpustakaan pengutamaan kearsipan di Universitas Indonesia
  11.  Sekarang mengajar di Program Pascasarjana Konsentrasi Ilmu Perpustakaan dan Informasi di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta.



Pengalaman pelatihan
  1. Mengajar berbagai kursus kearsipan yang diselenggarakan oleh Arsip Nasional RI, Arsip Daerah diSumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Timur, Irian Jaya;
  2. Pengajar Records Management Course 1995 sampai sekarang.


Pertemuan Internasional
  1. Regional Archivists Meeting di Kuala Lumpur, Malaysia tahun 1994 dan 1995
  2. Southeast Asia Branch of International Council on Archives 1995 di Jakarta
  3.  International Council on Archives Congress di Beijing, RRC (1996) dan Sevilla, Spanyol (2000)

Buku
  1. Administrasi Arsip: Sebuah Pengantar. Jakarta: [], 2001
  2. Manajemen Arsip Dinamis: Pengantar Memahami dan Mengelola Informasi dan Dokumen. Jakarta: Gramedia, 2003
  3. Metode Penelitian. Jakarta: Wedatama Widya Sastra bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI, 2006
  4. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991
  5. Periodisasi Perpustakaan Indonesia. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1994


C.    DOKUMENTASI MENURUT SULISTYO BASUKI
Definisi dokumentasi dapat dibagi menjadi definisi yang berkaitan dengan kepustakawanan serta definisi yang tidak ada kaitannya dengan kepustakawanan. Definisi yang berkaitan dengan kepustakawanan dapat dirinci lagi menjadi 3 bagian besar yaitu definisi supraposisi, definisi paralel dan definisi infraposisi.[2]
Definisi berdasarkan supraposisi menganggap bahwa dalam dokumentasi termasuk pula perpustakaan. Maksudnya segala kegiatan yang menyangkur dokumen (segala satuan materi yang memuat informasi) dianggap sebagai fungsi dokumetnasi sepanjang kegiatan tersebut menyangkut masalah pengadaan, pengolahan, penyusunan, penerbitan serta penyebaran dokumen. Definisi ini dipengaruhi oleh definisi dari Paul Otlet dan Jesse Shera. Paul Otlet mendefinisikan dokumentasi  sebagai pengumpulan, penyusunan, dan penyaluran setiap jenis dokumentasi dlam setiap bidang kegiatan manusia. Sedangkan Jesse Shera memberikan definisi bahwa dokumentasi sebagai organisasi bibliografi, yaitu penyaluran bahan grafis, untuk semua tingkat pemakaian sedemikian rupa agar dapat memanfaatkan semaksimal mungkin aktivitas sosial pengalaman manusia terekam.[3]
Definisi paralel disebut pula definisi juxtaposisi artinya dokumentasi dan perpustakaan menduduki tempat yang sejajar atau paralel. Yang termasuk kelompok ini antara lain ilmuwan Pietsch dan Fill, Komisi Dokumentasi Ikatan Pustakawan Belanda. Pietsch mengatakan pustakawan mengolah sedangkan dokumentalis mengeksploitasi koleksi. Fill mengatakan perpustakaan berkaitan dengan administrasi dokumen sedangkan dokumentasi berkaitan dengan eksploitasi dokumen. Komisi Dokumentasi Ikatan Pustakawan Belanda jga berpendapat demikian. [4]
Definisi infraposisi atau definisi subordinasi artinya dokumentasi merupakan bagian dari perpustakaan. Perpustakaan lebih luas dari pada dokumentasi. Yang termasuk kelompok ini adalah Kunze dan Bjorkbom. Kunze melihat dokumentasi sebagai perluasan fungsi kepustakawan. Bagi Bjorkbom dokumentasi merupakan pekerjaan informasi perpustakaan dan bibliografi yang disesuaikan dengan situasi pada perpustakaan khusus.[5]
Sedangkan definisi dokumentasi berada di luar bidang kepustakawanan merupakan pendapat dari Picard dan Scotecci. Mereka berdua menganggap dokumentasi sebagai pengumpulan atau kumpulan dokumen dalam subyek tertentu.[6]
Di Indonesia definisi dokumentasi lebih mengacu kepada definisi paralel akibat pengaruh dokumentasi Belanda. Hal ini merupakan akibat dari Belanda yang pernah menjajah Indonesia hingga tahun 1942. Penjajahan itu berpengaruh pada berbagai bidang, termasuk pula bidang dokumentasi.[7]
Pada hakekatnya perbedaan antara dokumentasi dan perpustakaan terletak pada fungsinya. Berikut ini merupakan tabel perbedaan antara dokumentasi dan perpustakaan menurut fungsinya.[8]
No
Kegiatan informasi/ komunikasi
Perpustakaan
Dokumentasi
1
Menciptakan atau menghasilkan
-
Kegiatan tambahan
2
Menerbitkan atau menghimpun
Menyunting
-
-
Kegiatan tambahan
Kegiatan tambahan
3
Pengembangan koleksi
Temu balik dokumen
Pemilihan dokumen
Kegiatan utama
Kegiatan utama
Kegiatan utama
Kegiatan tambahan
Kegiatan tambahan
Kegiatan tambahan
4
Pengolahan informasi
Katalogisasi
Klasifikasi
Pembuatan indeks

Kegiatan utama
Kegiatan utama
Kegiatan tambahan

Kegiatan utama
Kegiatan utama
Kegiatan utama
5
Analisis dan pendayagunaan dokumen
Pembuatan abstrak
Pembuatan anotasi
Penyusunan bibliografi
Analisis data
Penyusunan literatur


-
-
Kegiatan tambahan
-
-


Kegiatan utama
Kegiatan utama
Kegiatan utama
Kegiatan utama
Kegiatan utama
6
Penyimpanan dokumen
Kegiatan utama
Kegiatan utama
7
Penelusuran dokumen
Kegiatan utama
Kegiatan utama
8
Pemberian jasa
Menjawab pertanyaan rujukan
Peminjaan dokumen untuk pemustaka
Reproduksi dokumen

Kegiatan utama
Kegiatan utama

Kegiatan utama

Kegiatan utama
Kegiatan utama

Kegiatan utama
9
Jasa operasional dan administrasi
Kegiatan utama
Kegiatan utama




[1] Sulistyo-Basuki. Dasar-Dasar Dokumentasi. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001). Hal. 2
[2] Ibid. hal. 15
[3] Ibid. 6-7
[4] Ibid
[5] Ibid. Hal. 8
[6] Ibid. Hal. 9
[7] Ibid. Hal. 11
[8] Ibid. Hal. 12-13


D.    PERBADINGAN DENGAN TOKOH LAIN
Penulis akan mencoba untuk membandingkan dokumentasi menurut Sulistyo-Basuki dengan Purwono. Menurut Purwono, dokumentasi berasal dari kata dokumen. Sedangkan dokumen berasal dari bahasa Belanda document dan dalam bahasa inggris dengan ejaan yang sama, yaitu document.[1] Purwono membagi pengertian dokumentasi menjadi 2 yaitu pengertian korporil dan literel. Dokumetasi korporil menyangkut dokumen yang tidak tercetak atau terekam, misalnya dokumen peluru, barang antik, preparat dan sejenisnya.[2] Dokumentasi literel mengacu pada dokumen yang tercetak dan atau terekam misalnya buku, majalah, kaset, peta dan sejenisnya.[3]
Di Indonesia istilah dokumentasi sering digunakan dalam arti yang sering berbeda dengan pengertian dokumentasi yang berlaku dalam pengolahan informasi. Pengertian dokumentasi dalam konteks panitia ialah kegiatan foto termasuk pengambilan foto, reproduksi foto dan penyebaran foto.[4]
Purwono berpendapat bahwa perbedaan antara perpustakaan dan dokumetasi terletak pada, pertama, macam bahan pustaka yang mendapat perhatian mereka; kedua, cara penggarapan informasi yang terdapat di dalam bahan pustaka/ dokumen; ketiga, macam petugas-petugasnya.[5] Purwono dalam menuliskan perbedaan antara dokumentasi dan perpustakaan dari perbandingan fungsi atau tugas hampir sama dengan Sulistyo-Basuki. Hanya saja purwono mengutip gambaran dari Morhardt (1964)[6].
Untuk lebih jelasnya, berikut penulis sajikan dalam bentuk tabel.
Tabel perbandingan dokumentasi
No
Pembeda
Sulistyo-Basuki
Purwono
1
Pengertian Dokumentasi
definisi yang berkaitan dengan kepustakawanan serta definisi yang tidak ada kaitannya dengan kepustakawanan.
Definisi korporil dan definisi literel
2
Pengertian di Indonesia
Definsi Paralel
Kegiatan foto
2
Perbedaan Dokumentasi dengan Perpustakaan
Fungsinya
1.      Macam bahan pustaka
2.      Cara penggarapan
3.      Macam petugasnya



[1] Purwono. Dasar-Dasar Dokumentasi. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2011), hal. 1.6
[2] Ibid. Hal. 1.7
[3] Ibid.
[4] Ibid. Hal. 1.6
[5] Ibid. Hal. 1.15
[6] Ibid. Hal. 1.13


DAFTAR PUSTAKA
Ayujannah73. Sulistyo Basuki Biografi. dalam https://ayujannahjati.wordpress.com/2013/11/30/sulistyo-basuki-biografi/  diakses tanggal 5 Oktober 2015
https://sulistyobasuki.wordpress.com/about/ diakses tanggal 5 Oktober 2015
Purwono. Dasar-Dasar Dokumentasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2011
Sulistyo-Basuki. Dasar-Dasar Dokumentasi. Jakarta: Universitas Terbuka, 2001
Sulistyo-Basuki. Pengantar Ilmu Perpustakaan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1991.

No comments:

Post a Comment