EVALUASI KOLEKSI MENGGUNAKAN METODE
CONSPECTUS:
REVIEW TESIS YANG BERJUDUL
“EVALUASI KOLEKSI PADA PUSAT DOKUMENTASI HAK ASASI MANUSIA DI
INDONESIA:
PENERAPAN METODE CHECKLIST DAN CONSPECTUS”
Makalah ini disusun
guna memenuhi tugas
Mata kuliah: Manajemen
Organisasi dan Koleksi Perpustakaan
Dosen Pengampu: Dr. Hj. Sri Rohyanti Zulaikha, M.Si
Disusun Oleh :
Nama : Suryanto
NIM : 1520011047
KONSENTRASI ILMU PERPUSTAKAAN DAN
INFORMASI
PROGRAM STUDI
INTERDISCIPLINARY ISLAMIC STUDIES (IIS)
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2016
EVALUASI KOLEKSI MENGGUNAKAN METODE
CONSPECTUS:
REVIEW TESIS YANG BERJUDUL
“EVALUASI KOLEKSI PADA PUSAT DOKUMENTASI HAK ASASI MANUSIA DI
INDONESIA:
A. Latar Belakang Penelitian
Kajian HAM telah
berkembang menjadi bidang ilmu yang sifatnya interdisipliner, dimana teori dan
konsep di dalamnya menghendaki keterkaitan dengan bidang ilmu lainnya. Hal ini
mengakibatkan keberadaan pusat dokumentasi HAM menjadi sangat penting. Dalam
konteks kajian mengenai Pusat Dokumnetasi HAM, dapat dikemukakan bahwa tujuan
pendirian Pusat Dokumentasi HAM secara umum menurut Laurie Wiseberg dalam Tesis
tersebut adalah
1. Sebagai usaha untuk
mendukung pengajaran dan penelitian di bidang HAM pada tingkat universitas.
2. Mendukung usaha-usaha
pendidikan dan penyadaran masyarakat secara luas (Human Right Education) yang dikemas secara ilmiah dalam bentuk
seminar, simposium, diskusi, dan juga penerbitan buku ilmiah maupun populer.
Hal ini semata-mata mendorong agar kesadaran terhadap makna HAM menjangkau
seluruh lapisan masyarakat.
3. Mendukung usaha-usaha
dokumentasi mengenai perlindungan dan pelanggaran HAM yang selama ini telah
dilakukan oleh LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan Organisasi-organisasi
kemasyarakatan lainnya.
4. Menyediakan data atau informasi
mengenai HAM dalam berbagai konteks keilmuan manakala dibutuhkan oleh
masyarakat maupun pemerintah.
5. Apabila Perpustakaan dan
Pusat Dokumnetasi tersebut merupakan bagian dari lembaga HAM, maka tujuan
utamanya adalah mendukung serta memperkuat kinerja lembaga induknya dan
menyediakan segenap kebutuhan informasi lembaganya dalam melayani dan
menyelesaikan berbagai pengaduan dan kasus HAM. Hal ini didasari oleh pemikiran
bahwa tidak mungkin kasus-kasus pelanggaran HAM tersebut dapat diselesaikan
tanpa adanya dasar atau alasan yang dapat dijadikan pijakan dalam bentuk perundang-undangan
maupun tinjauan literatur ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan.
6. Memperkuat bidang kajian
HAM lewat penyediaan literatur selengkap, seluas dan sedalam mungkin cakupannya
sesuai dengan perkembangan di tengan masyarakat dalam konteks lokal, nasional,
regional maupun internasional.
Namun, seluruh teks yang berkaitan dengan HAM serta
mekanisme implementasinya yang rumit akan sedikit sekali kegunaannya apabila
manusia di seluruh dunia tidak sadar akan eksistensinya. Bagaimanapun informasi
marupakan salah satu unsur kunci yang memungkinkan masyakarat dunia beranjak
kepada ideologi kemanusiaan yang bersifat universal.
Perpustakaan, pusat informasi dan juga pusat
dokumentasi sebagai public service, harus mampu merangkul sebanyak
mungkin penggunaan untuk memanfaatkan koleksi buku dan jasa yang tersedia.
Itulah sebabnya, maka pengadaan dan pengembangan koleksi buku sebagai bagian
dari kegiatan menajemen koleksi buku merupakan aktivitas perpustakaan yang
tidak bisa diabaikan kepentingannya. Tanpa adanya koleksi yang baik, bermutu,
segar dan relevan dengan apa yang dibutuhkan oleh komunitas maupun pemakai
potensialnya, maka bisa jadi segala macam sistem yang disediakan oleh petugas
informasi tersebut akan menjadi sia-sia.
Evaluasi koleksi buku merupakan hal yang sangat
penting bagi manajemen koleksi guna
mengetahui kekuatan yang ditandai dengan kedalaman, kaluasan, dan kelengkapan
koleksi buku sekaligus untuk mengetahui kelemahan koleksi buku, yang bisa juga
diistilahkan dengan Intensitas Koleksi Buku (Collection Intensity).
Metode Conspectus merupakan salah satu dari metode
untuk mengukur koleksi buku secara kualitatif dan pertama kali disusun oleh RLG
(Research Libraries Gorup) pada tahun 1980. Adapun penerapan kode
tersebut untuk mengidentifikasi keadaan koleksi buku yang ada dan yang akan
direncanakan dalam kategori:
0 – out of scope
1 – minimal level
2 – basic information level
3 – study support level
4 – research level
5 – comprehensive level
Metode ini perlu dilakukan sebagai sebuah langkah
awal menuju perencanaa strategis pengembangan perpustakaan yang lebih baik,
terutama dilingkungan perpustakaan/ pusat dokumentasi khusus bidang kajian HAM.
B. Pembahasan
1. Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian ini
dilaksanakan di Pusat-Pusat Dokumentasi HAM dalam satu jaringan, yaitu:
a. Di Jakarta, yang termasuk
di dalam Biro Dokumentasi dan Kepustakaan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
(awal 1999 berubah nama menjadi Biro Informasi dan Dokumentasi)
b. Di Semarang, yang
tergabung dalam Pusat Kajian Hak Asasi Manusia Universitas Dipinegoro
c. Di Surabaya, yang
tergabung dalam Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Surabaya.
Survai dilakukan pada bulan Februari – April 1998
untuk ketiga Pusdokham.
2. Teknik Evaluasi
Teknik
Evaluasi yang digunakan pada penelitian tersebut adalah Checklist dan Conspectus.
Metode
Checklist
Metode
Checklist atau sering pula disebut list-checking, citation checking
merupakan metode evaluasi koleksi buku dengan menggunakan daftar bibliografi
atau daftar judul-judul koleksi buku baik topik tertentu (khusus) ataupun
daftar judul-judul koleksi buku umum yang dijadikan standar kualitas koleksi
buku perpustakaan yang bersangkutan. Tujuan dari penerapan meode Checklist
adalah untuk mengetahui proporsi judul-judul koleksi buku yang dimiliki, sesuai
dengan yang terdapat di dalam daftar bubliografi tersebut. Namun secara umum
metode ini pun dapat diunakan untuk evaluasi bahan pustaka non-buku.
Pada
tulisan ini lebih berfokus pada metode Conspectus, sehingga pada bagian
metode Checklist tidak diterangkan dan dibahas lebih mendalam.
Metode Conspectus
Menurut Research Library Group,
Conspectus adalah “a breakdown of subject fields in such a way as to follow
distributed collection responsibilities for as many fields as possible”.
Conspectus merupakan salah satu standar yang
diformat oleh Research Library Group (RLG) untuk menentukan intensitas koleksi,
baik kekuatan maupun kelemahan koleksi dari satu atau beberapa perpustakaan.
Conspectus mulai dikembangkan pada tahun 1979 oleh RLG. Conspectus lebih banyak
berkembang di Amerika Serikat, Inggris dan Canada.
Metode
Conspectus, dalam penerapannya relatif sederhana dan tepat sasaran. Unit
analisisnya adalah perpustakaan/ pusat dokumentasi dan sub-sub topik dari
subjek yang akan diteliti, yang seluruhnya diatur dalam kolom-kolom sebagai
berikut:
1. Nama Perpustakaan
2. Sub-sub topik
3. CCI (Current
Collecting Intensity) menggambarkan intensitas koleksi yang ada saat ini,
termasuk usaha-usaha yang sedang berjalan, yang dinilai dengan kode khusus.
4. DCI (Designed
Collecting Intensity) menggambarkan intensitas koleksi yang akan dituju di
masa depan termasuk perencanaan koleksi yang ingin dicapai, yang juga dinilai
dengan kode khusus.
5. Kode Bahasa
6. Komentar/ Keterangan dari
pustakawan
Tiap-tiap kolom diisi dengan kode khusus yang
merefleksikan kekuatan dan kelemahan koleksinya, dan berkisar pada angka 0
sampai 5 dengan pengertian sebagai berikut.[2]
Kode
|
Tingkat
|
Deskripsi
|
0
|
Out of Scope
(Di luar Cakupan)
|
Perpustakaan tidak, belum, atau tidak merencanakan untuk mengoleksi bahan
literatur pada subjek tersebut, karena subjek tersebut dianggap tidak relevan
dengan kebutuhan pengguna atau du luar tujuan lembaga induk.
|
1
1a
1b
|
Minimal Level
(Tingkat Minimal)
Minimal Level
Uneven Coverage
(Tingkat Minimal,
Cakupan Tidak Merata
Minimal Level
Even Coverage
(Tingkat Minimal, Cakupan Merata)
|
Koleksi yang dimiliki merupakan karya-karya utama (basic works)
dalam suatu subjek pengetahuan. Bahan literatur tersebut akan selalu di-review secara
berkala untuk memperoleh informasi yang mutakhir, sedangkan edisi lama akan
diambil dari rak.
Pada tingkat ini, perpustakaan hanya memiliki bahan literatur yang
terbatas pada karya-karya utama dan tidak memperlihatkan cakupan subjek yang
sistematis.
Pada tingkat ini perpustakaan hanya memiliki sedikit
literatur-literatur utama pada suatu subjek, namun memiliki sejumlah
literatur inti yang ditulis oleh pengarang-pengarang utama serta cakupan
bahan literatur yang dimiliki cukup representatif.
|
2
2a
2b
|
Basic Information Level
(Tingkat Informasi Dasar)
Basic Information Level (Introductory)
(Tingkat Informasi Dasar, Pengantar
Basic Information Level (Advance)
(Tingkat Informasi Dasar, Mahir)
|
Perpustakaan menyimpan koleksi yang selektif dalam rangka penyebaran
disiplin ilmu atau subjek yang bersangkutan. Cakupan bahan literatur antara
lain¿
a. Kamus
atau ensklopedi bidang ilmu.
b. Akses
ke pangkalan data bibliografis.
c. Edisi
terseleksi dari karya-karya utama pada disiplin ilmu yang bersangkutan.
d. Penelitian-penelitian
penting menyangkut aspek historisnya.
e. Buku
pegangan.
f. Jurnal-jurnal
ilmiah utama pada disiplin ilmu yang bersangkutan.
Penekanan pada tingkat
ini adalah menyediakan bahan literatur utama (core material) untuk
mendefinisikan suatu subjek. Koleksi pada tingkat ini mencakup bahan rujukan
utama dan karya-karya yang dapat memberikan penjelasan lebih lanjut seperti:
a. Buku
teks.
b. Kajian
historis dari perkembangan suatu subjek.
c. Karya
umum yang berkaitan dengan topik-topik utama pada suatu subjek yang
dilengkapi dengan tabel, skema, dan ilustrasi.
d. Jurnal-jurnal
ilmiah terseleksi.
Pada tingkat ini bahan
literatur yang dimiliki hanya disediakan dalam rangka pengumpulan informasi
dasar tentang suatu subjek atau pengantar bagi mahasiswa baru.
Pada tahap yang lebih
lanjut ini, perpustakaan mengoleksi bahan literatur dasar tentang subjek
tertentu dengan cakupan yang lebih luas dan lebih dalam untuk mendefinisikan
dan memperkenalkan suatu subjek. Karya-karya dasar dalam bentuk:
a. Buku
teks.
b. Kajian
historis, bahan literatur rujukan berkaitan dengan topik-topik tertentu dari
suatu subjek.
c. Jurnal-jurnal
ilmiah yang selektif.
Informasi dasar tahap lanjut yang disediakan untuk mendukung mata kuliah
dasar mahasiswa, di samping memenuhi kebutuhan informasi dasar bagi
universitas.
|
3
3a
3b
|
Study/Instructional Support Level
(Tingkat Pendukung Kebutuhan Instruksional / Kajian)
Study or Instructional Support Level, Introdutory
(Tingkat Pendukung Kebutuhan Instruksional / Kajian, Pengantar)
Study or Instructional Support Level, Advanced
(Tingkat Pendukung Kebutuhan Instruksional / Kajian, Tingkat Lanjut)
|
Yang ditekankan pada tingkat ini adalah bahan literatur yang dikoleksi
perpustakaan harus mendukung suatu disiplin ilmu. Bahan literatur yang
tersedia meliputi cakupan yang lebih luas untuk karya-karya utama dalam
berbagai format, sejumlah bahan retrospektif yang bernilai klasik, koleksi
yang lengkap dari karya-karya penulis penting pada suatu disiplin ilmu,
koleksi terpilih untuk karya-karya penulis sekunder, jurnal-jurnal terpilih
untuk cakupan subjek, akses menuju pangkalan data CD ROM, dan bahan rujukan
utama yang berisi bibliografi yang mendukung subjek yang bersangkutan.
Tingkat ini merupakan subdivisi dari tingkat 3 yang memberikan
sumber dalam rangka memelihara cabang pengetahuan dari suatu subjek. Koleksi
pada tahap ini sama dengan apa yang tercakup pada tingkat 3 yang meliputi
karya-karya utama dari suatu bidang disiplin ilmu dalam berbagai format.,
bahan literatur retrospektif klasik, jurnal-jurnal utama dari suatu subjek,
akses menuju pangkalan data CD ROM, serta bahan rujukan yang mencakup
informasi bibliografis yang berhubungan dengan bidang disiplin ilmu yang
bersangkutan.. Yang menjadi perbedaan dengan tingkat sebelumnya adalah
meskipun bahan literatur mendukung perkuliahan program sarjana dan program
kajian mandiri namum tidak cukup untuk mendukung program magister.
Pada tingkat ini, koleksi mencakup bahan literatur yang dianggap memenuhi
syarat untuk memelihara suatu bidang disiplin ilmu. Koleksi meliputi
jurnal-jurnal utama dari topik-topik primer dan sekunder dari suatu subjek,
bahan literatur penting retrospektif, literatur substantif yang memberikan
kedalaman kajian untuk kepentingan riset dan evaluasi, akses menuju pangkalan
data CD ROM, bahan rujukan yang berisi sumber bibliografis utama pada suatu
subjek. Pada tingkat ini, bahan literatur sudah memadai untuk program sarjana
dan magister.
|
4
|
Research Level
(Tingkat Penelitian)
|
Pada tingkat riset ini, perpustakaan mengoleksi bahan literatur yang
tidak dipublikasikan seperti hasil penelitian, tesis dan disertasi. Termasuk
juga di dalamnya laporan penelitian, hasil penemuan baru, hasil eksperimen
ilmiah, dan informasi penting untuk kepentingan penelitian. Bahan literatur
juga mencakup rujukan penting dan monograf terseleksi, jurnal-jurnal ilmiah
yang lebih luas dan beragam. Bahan literatur lama tetap disimpan untuk
kepentingan kajian historis. Tingkat ini ditujukan untuk programm doktor dan
penelitian murni.
|
5
|
Comprehensive Level
(Tingkat Komprehensif)
|
Pada tingkat komprehensif atau menyeluruh ini, bahan literatur mencakup
semua koleksi yang ada pada tingkat-tingkat sebelumnya yang tersedia dalam
berbagai format serta cakupan bahasa yang lebih luas.
|
Pencantuman kode bahasa juga digunakan untuk
memperlihatkan prioritas bahasa pada koleksi yang disimpan, yang memperlihatkan
kelebihan sekaligus kekurangan dari perpustakaan itu sendiri. Dalam tesis ini
kode bahasa menggunakan kode bahasa yang standar yaitu:
Indikator Cakupan Bahasa[3]
KODE
|
JENIS
|
PENGERTIAN
|
E
|
English
|
Bahan literatur berbahasa Inggris mendominasi,
sedangkan koleksi dalam bahasa lain hanya tersedia sedikit atau bahkan tidak
sama sekali
|
F
|
Selected non-English
Languages
|
Bahan literatur yang bukan berbahasa
Inggris tersedia secara terseleksi
untuk melengkapi bahan literatur
berbahasa Inggris.
|
W
|
Wide Selection
Languages
|
Seleksi yang luas dari koleksi dalam
berbagai bahasa dan tidak ada
kebijakan membatasi bahan literatur
berdasarkan bahasa tertentu.
|
Y
|
One-Non English
Language
|
Bahan literatur didominasi oleh salah
satu bahasa selain bahasa Inggris.
|
Dalam dalam tesis ini, penulis melakukan
pembagian subjek hak asasi manusia yang merupakan subdivisi dari disiplin ilmu
hukum dan politik. Adapun di dalam topik tentang HAM ini, penulis mengutip
sub-sub topik berdasarkan klasifikasi yang dibuat oleh Hurican (Human Right-
Canada) yang membagi kelas-kelas dalam bidang hak asasi manusia sebagai
berikut:
3. Metode Penelitian
Berdasarkan tipologinya,
penelitian ini bisa dikaegorikan sebagai Applied Research (Penelitian
Terapan) dan Formative Evaluation.
Penelitian
pada tesis ini menggunakan metode penelitian kualitatif sedangkan data
dikumpulkan dengan melakukan pengamatan (observasi), survai, riset dokumentasi,
mencocokkan dengan daftar standar bibliografi dan membandingkan koleksi antar
Pusdokham.
4. Hasil Penerapan metode
conspectus
Berdasarkan
hasil pengamatan, pendataan serta penafsiran terhadap koleksi buku yang
dimiliki oleh Pusat-pusat Dokumentasi HAM di Indonesia dengan metode Conspectus,
maka penulis menemukan beberapa hasil, yaitu
a. Menyangkut analisis
bahasa diketahui bahwa diketiga lembaga yang diteliti kondisi keragaman bahasa
bisa dikatakan kurang lebih sama, yaitu menggunakan dua bahasa yaitu bahasa
Indoensia dan bahasa Inggris. Namun, Koleksi dengan bahasa Inggris lebih mendominasi
dibanding bahasa Indonesia.
b. Koleksi di Pusdokham
Komnas HAM dan usdokham Ubaya terdapat pada level tertinggi yaitu 3b. Sedangkan
koleksi di Pusdokham Undip terdapat pada level tertinggi yaitu 1b. Hal ini
disebabkan karena pada waktu itu Pusdokham baru berdiri selama 1 tahun.
C. Simpulan
Dalam tulisan ini dapat
diambil simpulan sebagai berikut:
1. Koleksi dari segi bahasa,
ketiga pusdokham sama-sama menggunakan bahasa inggris, dan bahasa Indonesia.
Namun Bahasa Inggris lebih mendominasi.
2. Level koleksi di
Pusdokham Komnas HAM dan Pusdokham Ubaya lebih bagus, dengan level 3b, daripada
Pusdokham Undip yang masih terdapat pada level 1b.
D. Daftar Pustaka
Nur’aini A. Evaluasi Koleksi Pada Pusat
Dokumentasi Hak Asasi Manusia di Indonesia: Penerapan Metode Checklist dan
Conspectus. (Tesis). 1998 [online] dalam http://goo.gl/l7Ee1R diakses tanggal 15 Desember
2015
Hardi, Wishnu. Conspectus: Sebuah Metode Analisis
Koleksi Untuk Pembentukan Jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi . Visi Pustaka Vol.7 No.2 - Desember 2005 9online) dalam http://perpusnas.go.id/MajalahOnlineAdd.aspx?id=36 diakses tanggal 22 Januari 2016
Badriyah, Nilam. Penerapan Metode Conspectus Untuk Mengukur Intensitas
Koleksi Monograf di Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta Periode Pengadaan Tahun 2003. Berkala Ilmu Perpustakaan dan
Informasi Volume III. Nomor 6., 2007 (online) dalam
jurnal.ugm.ac.id/bip/article/download/8269/6398 diakses tanggal 22 Januari 2016
[1] Nur’aini A. Evaluasi Koleksi Pada Pusat Dokumentasi
Hak Asasi Manusia di Indonesia: Penerapan Metode Checklist dan Conspectus. (Tesis). 1998 [online] dalam http://goo.gl/l7Ee1R diakses tanggal 15 Desember
2015
[2] Hardi, Wishnu. Conspectus: Sebuah Metode Analisis Koleksi Untuk
Pembentukan Jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi . Visi Pustaka Vol.7 No.2 - Desember 2005 9online) dalam http://perpusnas.go.id/MajalahOnlineAdd.aspx?id=36 diakses tanggal 22 Januari 2016
[3] Badriyah, Nilam. Penerapan
Metode Conspectus Untuk Mengukur Intensitas Koleksi Monograf di Badan
Perpustakaan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Periode Pengadaan Tahun
2003. Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi Volume III. Nomor 6., 2007
(online) dalam jurnal.ugm.ac.id/bip/article/download/8269/6398 diakses tanggal
22 Januari 2016
No comments:
Post a Comment