Sedikit kata

Semua Akan Indah Pada Waktunya

--9 Agustus 2019--

01 February, 2016

EVALUASI KOLEKSI MENGGUNAKAN METODE CONSPECTUS: REVIEW TESIS YANG BERJUDUL “EVALUASI KOLEKSI PADA PUSAT DOKUMENTASI HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA: PENERAPAN METODE CHECKLIST DAN CONSPECTUS”

EVALUASI KOLEKSI MENGGUNAKAN METODE CONSPECTUS:
REVIEW TESIS YANG BERJUDUL 
EVALUASI KOLEKSI PADA PUSAT DOKUMENTASI HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA:
PENERAPAN METODE CHECKLIST DAN CONSPECTUS
Makalah ini disusun guna memenuhi tugas
Mata kuliah: Manajemen Organisasi dan Koleksi Perpustakaan
Dosen Pengampu: Dr. Hj. Sri Rohyanti Zulaikha, M.Si










Disusun Oleh :
                                             Nama           : Suryanto
                                             NIM             : 1520011047


KONSENTRASI  ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
PROGRAM STUDI INTERDISCIPLINARY ISLAMIC STUDIES (IIS)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2016

EVALUASI KOLEKSI MENGGUNAKAN METODE CONSPECTUS:
REVIEW TESIS YANG BERJUDUL  
EVALUASI KOLEKSI PADA PUSAT DOKUMENTASI HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA:
PENERAPAN METODE CHECKLIST DAN CONSPECTUS[1]

A.    Latar Belakang Penelitian
Kajian HAM telah berkembang menjadi bidang ilmu yang sifatnya interdisipliner, dimana teori dan konsep di dalamnya menghendaki keterkaitan dengan bidang ilmu lainnya. Hal ini mengakibatkan keberadaan pusat dokumentasi HAM menjadi sangat penting. Dalam konteks kajian mengenai Pusat Dokumnetasi HAM, dapat dikemukakan bahwa tujuan pendirian Pusat Dokumentasi HAM secara umum menurut Laurie Wiseberg dalam Tesis tersebut adalah
1.      Sebagai usaha untuk mendukung pengajaran dan penelitian di bidang HAM pada tingkat universitas.
2.      Mendukung usaha-usaha pendidikan dan penyadaran masyarakat secara luas (Human Right Education)  yang dikemas secara ilmiah dalam bentuk seminar, simposium, diskusi, dan juga penerbitan buku ilmiah maupun populer. Hal ini semata-mata mendorong agar kesadaran terhadap makna HAM menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
3.      Mendukung usaha-usaha dokumentasi mengenai perlindungan dan pelanggaran HAM yang selama ini telah dilakukan oleh LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) dan Organisasi-organisasi kemasyarakatan lainnya.
4.      Menyediakan data atau informasi mengenai HAM dalam berbagai konteks keilmuan manakala dibutuhkan oleh masyarakat maupun pemerintah.
5.      Apabila Perpustakaan dan Pusat Dokumnetasi tersebut merupakan bagian dari lembaga HAM, maka tujuan utamanya adalah mendukung serta memperkuat kinerja lembaga induknya dan menyediakan segenap kebutuhan informasi lembaganya dalam melayani dan menyelesaikan berbagai pengaduan dan kasus HAM. Hal ini didasari oleh pemikiran bahwa tidak mungkin kasus-kasus pelanggaran HAM tersebut dapat diselesaikan tanpa adanya dasar atau alasan yang dapat dijadikan pijakan dalam bentuk perundang-undangan maupun tinjauan literatur ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan.
6.      Memperkuat bidang kajian HAM lewat penyediaan literatur selengkap, seluas dan sedalam mungkin cakupannya sesuai dengan perkembangan di tengan masyarakat dalam konteks lokal, nasional, regional maupun internasional.
Namun, seluruh teks yang berkaitan dengan HAM serta mekanisme implementasinya yang rumit akan sedikit sekali kegunaannya apabila manusia di seluruh dunia tidak sadar akan eksistensinya. Bagaimanapun informasi marupakan salah satu unsur kunci yang memungkinkan masyakarat dunia beranjak kepada ideologi kemanusiaan yang bersifat universal.
Perpustakaan, pusat informasi dan juga pusat dokumentasi sebagai public service, harus mampu merangkul sebanyak mungkin penggunaan untuk memanfaatkan koleksi buku dan jasa yang tersedia. Itulah sebabnya, maka pengadaan dan pengembangan koleksi buku sebagai bagian dari kegiatan menajemen koleksi buku merupakan aktivitas perpustakaan yang tidak bisa diabaikan kepentingannya. Tanpa adanya koleksi yang baik, bermutu, segar dan relevan dengan apa yang dibutuhkan oleh komunitas maupun pemakai potensialnya, maka bisa jadi segala macam sistem yang disediakan oleh petugas informasi tersebut akan menjadi sia-sia.
Evaluasi koleksi buku merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen koleksi  guna mengetahui kekuatan yang ditandai dengan kedalaman, kaluasan, dan kelengkapan koleksi buku sekaligus untuk mengetahui kelemahan koleksi buku, yang bisa juga diistilahkan dengan Intensitas Koleksi Buku (Collection Intensity).
Metode Conspectus merupakan salah satu dari metode untuk mengukur koleksi buku secara kualitatif dan pertama kali disusun oleh RLG (Research Libraries Gorup) pada tahun 1980. Adapun penerapan kode tersebut untuk mengidentifikasi keadaan koleksi buku yang ada dan yang akan direncanakan dalam kategori:
0 – out of scope
1 – minimal level
2 – basic information level
3 – study support level
4 – research level
5 – comprehensive level
Metode ini perlu dilakukan sebagai sebuah langkah awal menuju perencanaa strategis pengembangan perpustakaan yang lebih baik, terutama dilingkungan perpustakaan/ pusat dokumentasi khusus bidang kajian HAM.

B.     Pembahasan
1.      Tempat dan waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Pusat-Pusat Dokumentasi HAM dalam satu jaringan, yaitu:
a.       Di Jakarta, yang termasuk di dalam Biro Dokumentasi dan Kepustakaan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (awal 1999 berubah nama menjadi Biro Informasi dan Dokumentasi)
b.      Di Semarang, yang tergabung dalam Pusat Kajian Hak Asasi Manusia Universitas Dipinegoro
c.       Di Surabaya, yang tergabung dalam Pusat Studi Hak Asasi Manusia Universitas Surabaya.
Survai dilakukan pada bulan Februari – April 1998 untuk ketiga Pusdokham.
2.      Teknik Evaluasi
Teknik Evaluasi yang digunakan pada penelitian tersebut adalah Checklist  dan Conspectus.
Metode Checklist
Metode Checklist atau sering pula disebut list-checking, citation checking merupakan metode evaluasi koleksi buku dengan menggunakan daftar bibliografi atau daftar judul-judul koleksi buku baik topik tertentu (khusus) ataupun daftar judul-judul koleksi buku umum yang dijadikan standar kualitas koleksi buku perpustakaan yang bersangkutan. Tujuan dari penerapan meode Checklist adalah untuk mengetahui proporsi judul-judul koleksi buku yang dimiliki, sesuai dengan yang terdapat di dalam daftar bubliografi tersebut. Namun secara umum metode ini pun dapat diunakan untuk evaluasi bahan pustaka non-buku.
Pada tulisan ini lebih berfokus pada metode Conspectus, sehingga pada bagian metode Checklist tidak diterangkan dan dibahas lebih mendalam.

Metode Conspectus
Menurut Research Library Group, Conspectus adalah “a breakdown of subject fields in such a way as to follow distributed collection responsibilities for as many fields as possible”.
Conspectus merupakan salah satu standar yang diformat oleh Research Library Group (RLG) untuk menentukan intensitas koleksi, baik kekuatan maupun kelemahan koleksi dari satu atau beberapa perpustakaan. Conspectus mulai dikembangkan pada tahun 1979 oleh RLG. Conspectus lebih banyak berkembang di Amerika Serikat, Inggris dan Canada.
Metode Conspectus, dalam penerapannya relatif sederhana dan tepat sasaran. Unit analisisnya adalah perpustakaan/ pusat dokumentasi dan sub-sub topik dari subjek yang akan diteliti, yang seluruhnya diatur dalam kolom-kolom sebagai berikut:
1.      Nama Perpustakaan
2.      Sub-sub topik
3.      CCI (Current Collecting Intensity) menggambarkan intensitas koleksi yang ada saat ini, termasuk usaha-usaha yang sedang berjalan, yang dinilai dengan kode khusus.
4.      DCI (Designed Collecting Intensity) menggambarkan intensitas koleksi yang akan dituju di masa depan termasuk perencanaan koleksi yang ingin dicapai, yang juga dinilai dengan kode khusus.
5.      Kode Bahasa
6.      Komentar/ Keterangan dari pustakawan
Tiap-tiap kolom diisi dengan kode khusus yang merefleksikan kekuatan dan kelemahan koleksinya, dan berkisar pada angka 0 sampai 5 dengan pengertian sebagai berikut.[2]
Kode
Tingkat
Deskripsi
0
Out of Scope
(Di luar Cakupan)
Perpustakaan tidak, belum, atau tidak merencanakan untuk mengoleksi bahan literatur pada subjek tersebut, karena subjek tersebut dianggap tidak relevan dengan kebutuhan pengguna atau du luar tujuan lembaga induk.
1







 1a



1b
Minimal Level
(Tingkat Minimal)






Minimal Level
Uneven Coverage
(Tingkat Minimal,
Cakupan Tidak Merata
Minimal Level
Even Coverage
(Tingkat Minimal, Cakupan Merata)

Koleksi yang dimiliki merupakan karya-karya utama (basic works) dalam suatu subjek pengetahuan. Bahan literatur tersebut akan selalu di-review secara berkala untuk memperoleh informasi yang mutakhir, sedangkan edisi lama akan diambil dari rak.


 Pada tingkat ini, perpustakaan hanya memiliki bahan literatur yang terbatas pada karya-karya utama dan tidak memperlihatkan cakupan subjek yang sistematis.
 Pada tingkat ini perpustakaan hanya memiliki sedikit literatur-literatur utama pada suatu subjek, namun memiliki sejumlah literatur inti yang ditulis oleh pengarang-pengarang utama serta cakupan bahan literatur yang dimiliki cukup representatif.
2












 2a
















 2b
Basic Information Level
(Tingkat Informasi Dasar)










Basic Information Level (Introductory)
(Tingkat Informasi Dasar, Pengantar













Basic Information Level (Advance)
(Tingkat Informasi Dasar, Mahir)

Perpustakaan menyimpan koleksi yang selektif dalam rangka penyebaran disiplin ilmu atau subjek yang bersangkutan. Cakupan bahan literatur antara lain¿
a.       Kamus atau ensklopedi bidang ilmu.
b.       Akses ke pangkalan data bibliografis.
c.       Edisi terseleksi dari karya-karya utama pada disiplin ilmu yang bersangkutan.
d.       Penelitian-penelitian penting menyangkut aspek historisnya.
e.       Buku pegangan.
f.         Jurnal-jurnal ilmiah utama pada disiplin ilmu yang bersangkutan.
 Penekanan pada tingkat ini adalah menyediakan bahan literatur utama (core material) untuk mendefinisikan suatu subjek. Koleksi pada tingkat ini mencakup bahan rujukan utama dan karya-karya yang dapat memberikan penjelasan lebih lanjut seperti:
a.       Buku teks.
b.       Kajian historis dari perkembangan suatu subjek.
c.       Karya umum yang berkaitan dengan topik-topik utama pada suatu subjek yang dilengkapi dengan tabel, skema, dan ilustrasi.
d.       Jurnal-jurnal ilmiah terseleksi.
Pada tingkat ini bahan literatur yang dimiliki hanya disediakan dalam rangka pengumpulan informasi dasar tentang suatu subjek atau pengantar bagi mahasiswa baru.
 Pada tahap yang lebih lanjut ini, perpustakaan mengoleksi bahan literatur dasar tentang subjek tertentu dengan cakupan yang lebih luas dan lebih dalam untuk mendefinisikan dan memperkenalkan suatu subjek. Karya-karya dasar dalam bentuk:
a.       Buku teks.
b.       Kajian historis, bahan literatur rujukan berkaitan dengan topik-topik tertentu dari suatu subjek.
c.       Jurnal-jurnal ilmiah yang selektif.
Informasi dasar tahap lanjut yang disediakan untuk mendukung mata kuliah dasar mahasiswa, di samping memenuhi kebutuhan informasi dasar bagi universitas.
3












 3a















3b
Study/Instructional Support Level
(Tingkat Pendukung Kebutuhan Instruksional / Kajian)








 Study or Instructional Support Level, Introdutory
(Tingkat Pendukung Kebutuhan Instruksional / Kajian, Pengantar)










Study or Instructional Support Level, Advanced
(Tingkat Pendukung Kebutuhan Instruksional / Kajian, Tingkat Lanjut)


Yang ditekankan pada tingkat ini adalah bahan literatur yang dikoleksi perpustakaan harus mendukung suatu disiplin ilmu. Bahan literatur yang tersedia meliputi cakupan yang lebih luas untuk karya-karya utama dalam berbagai format, sejumlah bahan retrospektif yang bernilai klasik, koleksi yang lengkap dari karya-karya penulis penting pada suatu disiplin ilmu, koleksi terpilih untuk karya-karya penulis sekunder, jurnal-jurnal terpilih untuk cakupan subjek, akses menuju pangkalan data CD ROM, dan bahan rujukan utama yang berisi bibliografi yang mendukung subjek yang bersangkutan.
 Tingkat ini merupakan subdivisi dari tingkat 3 yang memberikan sumber dalam rangka memelihara cabang pengetahuan dari suatu subjek. Koleksi pada tahap ini sama dengan apa yang tercakup pada tingkat 3 yang meliputi karya-karya utama dari suatu bidang disiplin ilmu dalam berbagai format., bahan literatur retrospektif klasik, jurnal-jurnal utama dari suatu subjek, akses menuju pangkalan data CD ROM, serta bahan rujukan yang mencakup informasi bibliografis yang berhubungan dengan bidang disiplin ilmu yang bersangkutan.. Yang menjadi perbedaan dengan tingkat sebelumnya adalah meskipun bahan literatur mendukung perkuliahan program sarjana dan program kajian mandiri namum tidak cukup untuk mendukung program magister.
Pada tingkat ini, koleksi mencakup bahan literatur yang dianggap memenuhi syarat untuk memelihara suatu bidang disiplin ilmu. Koleksi meliputi jurnal-jurnal utama dari topik-topik primer dan sekunder dari suatu subjek, bahan literatur penting retrospektif, literatur substantif yang memberikan kedalaman kajian untuk kepentingan riset dan evaluasi, akses menuju pangkalan data CD ROM, bahan rujukan yang berisi sumber bibliografis utama pada suatu subjek. Pada tingkat ini, bahan literatur sudah memadai untuk program sarjana dan magister.
4
Research Level
(Tingkat Penelitian)
Pada tingkat riset ini, perpustakaan mengoleksi bahan literatur yang tidak dipublikasikan seperti hasil penelitian, tesis dan disertasi. Termasuk juga di dalamnya laporan penelitian, hasil penemuan baru, hasil eksperimen ilmiah, dan informasi penting untuk kepentingan penelitian. Bahan literatur juga mencakup rujukan penting dan monograf terseleksi, jurnal-jurnal ilmiah yang lebih luas dan beragam. Bahan literatur lama tetap disimpan untuk kepentingan kajian historis. Tingkat ini ditujukan untuk programm doktor dan penelitian murni.
5
Comprehensive Level
(Tingkat Komprehensif)
Pada tingkat komprehensif atau menyeluruh ini, bahan literatur mencakup semua koleksi yang ada pada tingkat-tingkat sebelumnya yang tersedia dalam berbagai format serta cakupan bahasa yang lebih luas.

Pencantuman kode bahasa juga digunakan untuk memperlihatkan prioritas bahasa pada koleksi yang disimpan, yang memperlihatkan kelebihan sekaligus kekurangan dari perpustakaan itu sendiri. Dalam tesis ini kode bahasa menggunakan kode bahasa yang standar yaitu:
  
Indikator Cakupan Bahasa[3]
KODE
JENIS
PENGERTIAN
E
English
Bahan literatur berbahasa Inggris mendominasi, sedangkan koleksi dalam bahasa lain hanya tersedia sedikit atau bahkan tidak sama sekali
F
Selected non-English
Languages
Bahan literatur yang bukan berbahasa
Inggris tersedia secara terseleksi
untuk melengkapi bahan literatur
berbahasa Inggris.
W
Wide Selection
Languages
Seleksi yang luas dari koleksi dalam
berbagai bahasa dan tidak ada
kebijakan membatasi bahan literatur
berdasarkan bahasa tertentu.
Y
One-Non English
Language
Bahan literatur didominasi oleh salah
satu bahasa selain bahasa Inggris.

Dalam dalam tesis ini, penulis melakukan pembagian subjek hak asasi manusia yang merupakan subdivisi dari disiplin ilmu hukum dan politik. Adapun di dalam topik tentang HAM ini, penulis mengutip sub-sub topik berdasarkan klasifikasi yang dibuat oleh Hurican (Human Right- Canada) yang membagi kelas-kelas dalam bidang hak asasi manusia sebagai berikut:
3.      Metode Penelitian
Berdasarkan tipologinya, penelitian ini bisa dikaegorikan sebagai Applied Research (Penelitian Terapan) dan Formative Evaluation.
Penelitian pada tesis ini menggunakan metode penelitian kualitatif sedangkan data dikumpulkan dengan melakukan pengamatan (observasi), survai, riset dokumentasi, mencocokkan dengan daftar standar bibliografi dan membandingkan koleksi antar Pusdokham.

4.      Hasil Penerapan metode conspectus
Berdasarkan hasil pengamatan, pendataan serta penafsiran terhadap koleksi buku yang dimiliki oleh Pusat-pusat Dokumentasi HAM di Indonesia dengan metode Conspectus, maka penulis menemukan beberapa hasil, yaitu
a.       Menyangkut analisis bahasa diketahui bahwa diketiga lembaga yang diteliti kondisi keragaman bahasa bisa dikatakan kurang lebih sama, yaitu menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indoensia dan bahasa Inggris. Namun, Koleksi dengan bahasa Inggris lebih mendominasi dibanding bahasa Indonesia.
b.      Koleksi di Pusdokham Komnas HAM dan usdokham Ubaya terdapat pada level tertinggi yaitu 3b. Sedangkan koleksi di Pusdokham Undip terdapat pada level tertinggi yaitu 1b. Hal ini disebabkan karena pada waktu itu Pusdokham baru berdiri selama 1 tahun.
C.    Simpulan
Dalam tulisan ini dapat diambil simpulan sebagai berikut:
1.      Koleksi dari segi bahasa, ketiga pusdokham sama-sama menggunakan bahasa inggris, dan bahasa Indonesia. Namun Bahasa Inggris lebih mendominasi.
2.      Level koleksi di Pusdokham Komnas HAM dan Pusdokham Ubaya lebih bagus, dengan level 3b, daripada Pusdokham Undip yang masih terdapat pada level 1b.

D.    Daftar Pustaka
Nur’aini A. Evaluasi Koleksi Pada Pusat Dokumentasi Hak Asasi Manusia di Indonesia: Penerapan Metode Checklist dan Conspectus. (Tesis). 1998 [online] dalam http://goo.gl/l7Ee1R diakses tanggal 15 Desember 2015
Hardi, Wishnu. Conspectus: Sebuah Metode Analisis Koleksi Untuk Pembentukan Jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi . Visi Pustaka Vol.7 No.2 - Desember 2005 9online) dalam http://perpusnas.go.id/MajalahOnlineAdd.aspx?id=36 diakses tanggal 22 Januari 2016
Badriyah, Nilam. Penerapan Metode Conspectus Untuk Mengukur Intensitas Koleksi Monograf di Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Periode Pengadaan Tahun 2003. Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi Volume III. Nomor 6., 2007 (online) dalam jurnal.ugm.ac.id/bip/article/download/8269/6398 diakses tanggal 22 Januari 2016



[1] Nur’aini A. Evaluasi Koleksi Pada Pusat Dokumentasi Hak Asasi Manusia di Indonesia: Penerapan Metode Checklist dan Conspectus. (Tesis). 1998 [online] dalam http://goo.gl/l7Ee1R diakses tanggal 15 Desember 2015
[2] Hardi, Wishnu. Conspectus: Sebuah Metode Analisis Koleksi Untuk Pembentukan Jaringan Perpustakaan Perguruan Tinggi . Visi Pustaka Vol.7 No.2 - Desember 2005 9online) dalam http://perpusnas.go.id/MajalahOnlineAdd.aspx?id=36 diakses tanggal 22 Januari 2016
[3] Badriyah, Nilam. Penerapan Metode Conspectus Untuk Mengukur Intensitas Koleksi Monograf di Badan Perpustakaan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Periode Pengadaan Tahun 2003. Berkala Ilmu Perpustakaan dan Informasi Volume III. Nomor 6., 2007 (online) dalam jurnal.ugm.ac.id/bip/article/download/8269/6398 diakses tanggal 22 Januari 2016

No comments:

Post a Comment