Sedikit kata

Semua Akan Indah Pada Waktunya

--9 Agustus 2019--

03 February, 2016

TEORI DASAR PENDEKATAN DALAM PENGKAJIAN ISLAM, “RITUAL ISLAM : PROSPEKTIF DAN TEORI”

TEORI DASAR PENDEKATAN DALAM PENGKAJIAN ISLAM, “RITUAL ISLAM : PROSPEKTIF DAN TEORI”
Mata kuliah: Pendekatan Dalam Pengkajian Islam
Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Iskandar Zulkarnain











Disusun Oleh :
                                             Nama           : Suryanto
                                             NIM             : 1520011047


KONSENTRASI  ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
PROGRAM STUDI INTERDISCIPLINARY ISLAMIC STUDIES (IIS)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2016

A.    Latar Belakang Masalah
Studi ritual dalam Islam merupakan studi yang agak terbengkalai dalam ranah studi Islam, padahal Islam sangat menekankan aspek ritual. Begitu pentingnya aspek ritual, sehingga studi yang terfokuskan merupakan suatu upaya memberikan penjelasan komprehensif dan kontruktif dari makna-makna yang sebenarnya. Apakah dalam peradaban kuno, mitos[1] memberi dasar bagi ritual islam atau sebaliknya? Namun, baik sumber-sumber Islam maupun para Islamis, semuanya mengatakan bahwa tidak banyak data yang bisa diungkap tentang mitos. Sedangkan dalam masyarakat Islam, perilaku ritual begitu kaya dan beragam. Hal yang penting untuk dilakukan adalah membangun sebuah perspektif baru dan dengan teori-teori modern sebagai terobosan studi tentang ritual Islam kontemporer.
Menurut KBBI, ritual adalah  berkenaan dengan ritus[2]; hal ihwal ritus. Sedangkan ritus adalah tata cara dalam upacara keagamaan[3]. Jadi ritual Islam dapat diartikan sebagai aktivitas simbolik yang berkenaan dengan tata cara dalam upacara agama Islam.
Studi Ritual adalah merupakan studi perilaku sedangkan Studi Islam merupakan sebuah doktrin dalam agama Islam. Karya Ibn Taimiyah atau Wahhabi, misalnya sejumlah perilaku ritual yang dapat diterima menyusut secara drastis karena banyaknya praktik yang menyimpang dan ditambah-tambahkan. Praktik-praktik ini sering dianut umat Muslim yang memandangnya sebagai bagian dari agama yang benar.
Komponen ritual dalam islam sebenarnya adalah yang terdapat pada rukun islam, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Komponen ritual islam tersebut juga harus sesuai dengan sumber yang asli, yaitu Al-Qur’an dan Hadits Nabi.
Namun ritual yang terjadi sekarang banyak sekali yang menyimpang dari sumber asli tersebut. Sebagai contoh, orang melakukan ritual ke makam orang suci untuk mencari wasilah dan keberkahan dari mereka. Hal ini tidak ada tuntunannya di dalam al-Qur’an maupun hadits nabi. Hal tersebut telah menjadi hal yang wajar dan sering dilakukan orang Islam. Bid’ah menjadi sesuatu yang benar dan sesuatu yang benar sering tidak dilaksanakan oleh umat Islam sendiri.
Pemahaman seperti ini perlu diatasi dengan mengadakan pemahaman kepada umat Islam. Perlu diadakan penelitian terhadapa ritual islam dengan berbagai metode yang dapat digunakan. Agar dapat dipahami maksud dan tujuan dari pengadaan ritual. Ritual jangan hanya dianggap sebagai praktek semata. Setiap ritual harus dilaksanakan sesuai dengan waktu dan tempatnya. Jangan sampai hal-hal yang tidak menjadi tuntunan justru dilaksanakan dan diamalkan menjadi sesuatu yang benar.
Lalu, metode apa yang ditawarkan oleh Frederick M. Denny dalam melakukan penelitian ritual Islam?

B.     Pentingnya Topik Penelitian
Penelitian Frederick M. Denny penting untuk memberikan penjelasan mengenai fenomena keagamaan yang terkait dengan perilaku ritual yang ideal dan praktek ritual yang berkembang. Usaha Denny adalah sebuah terobosan untuk memecah kebuntuan dalam studi tentang ritual-ritual yang masih banyak diabaikan begitu saja oleh pengkaji Islam baik dikalangan Muslim atau orientalis. Sejumlah teori yang ditawarkan dapat digunakan oleh pengkaji sesudahnya dalam menganalisis makna-makna yang tersembunyi dibalik pelaksanaan ritual-ritual dalam agama Islam. Diharapkan ritual-ritual yang dilaksanakan merupak ritual yang bersumber dari sumber asli, yaitu Al-Qur’an dan Hadits.

C.     Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan Denny adalah dengan meggunakan pendekatan fenomenologis yang bertujuan menangkap ‘pengertian’ pola umum (general pattern) dan pola partikuler (particular pattern). Dengan kata lain, Denny menggunakan teori waktu suci dan ruang suci untuk menjelaskan perilaku-perilaku ritual. Waktu suci merupakan waktu yang telah menjadi patokan untuk melaksanakan kegiatan ritual. Misal puasa sudah ditentukan waktunya yaitu ketika bulan ramadhan. Ruang suci dimaksudkan pada waktu melakukan ritual harus dilaksanakan pada tempat tertentu. Seperti ibadah Haji yang harus dilaksanakan di Makkah.
Ia juga menggunakan teori Theodore Gaster tentang fenomena yang ia sebut sebagai topocosme yang mengambil bentuk ritus knosis, pengosongan dan ritus plerosisi, pengisian. Teori-teori ini kemudian disisipkan pada teori tempat dan waktu suci untuk memberi interpretasi terhadap berbagai ritual. Teori lainnya dalam memahami ritual adalah rites of passage model Arnold van genep dengan fase-fase pemisahan (separation), transition dan dan bergabung dengan status baru.
Cara-cara tersebut diterapkan dalam mencari pola umum (general pattern) dalam ritual, ditemukan adanya waktu suci dan ruang suci. Ruang dan waktu adalah kategori universal dan banyak cara yang digunakan orang beragama untuk menjelaskan hubungannya. Dalam penjelasan tentang waktu suci, Denny memulai dari pembahasan tentang kalender Islam dengan makna ritual. Walaupun ada banyak ibadah lokal dan popular (Islam ‘popular’) di luar ibadah resmi (Islam ‘resmi’) yang terkait dengan waktu suci seperti peringatan orang-orang suci, namun waktu suci dalam kehidupan masyarakat muslim sangat dominan yaitu dapat dibuktikan dengan shalat lima waktu dengan azan. Dalam haji, terkait dengan waktu suci. Haji merupakan ekspresi liminalitas dan komunitas dalam pengertian Victor Turner adalah upaya untuk mengkombinasikan ruang dan waktu yang terfokus pada pusat dunia, Mekkah (Ka’bah). Demikian juga sholat, sholat memiliki orientasi ruang yang kuat, yaitu menghadap kiblat (ka’bah di Makkah). Demikian juga bulan suci puasa (ramadhon).
Denny, dalam menjelaskan ruang suci, menegaskan, ada perbedaan ruang suci dalam Islam dengan tradisi-tradisi lainya khususnya agama kuno. Untuk menjelaskan ruang suci Denny menggunakan teori Theodore Gasper yang menjelaskan thepis sebagai sebuah fenomena yang ia sebut sebagai topocosme. Dalam pandangan Gasper komponen utama pola musim adalah ritual yang kemudian ia bagi menjadi dua kategori yaitu ritus knosis (pengosongan) dan ritus plerosisi (pengisian). Dengan kata lain Denny membagi ritual dalam dua kategori yaitu sistem pemisahan yang didasarkan pada ruang dan waktu dan sistem pemisahan yang didasarkan pada kesucian dan keharaman. Yang masuk kategori pertama adalah sholat, puasa romadhon, dan haji, untuk kategori ritual local atau popular untuk ritus knosis dapat dicontohkan adalah perayaan 10 Muharram. Kategori kedua, menggambarkan dan menyimbulkan rivitalisasi yang terjadi pada permulaan kesempatan baru dan ditunjukkan oleh ritus-ritus perkawinan massal, upacara penebusan dosa dan prosedur magis untuk membangkitkan kesuburan dan sebagainya. Persoalan ruang suci dapat juga dilihat dari kultus terhadap orang-orang suci yang bertujuan untuk memuaskan keinginan orang-orang terdekat dengan tempat-tempat suci. Contoh lainnya seperti daging babi, bangkai dan anjing.
Pemahaman tentang ritual dengan model rites of passage Arnold van Genep dengan fase-fase pemisahan, transisi dan bergabung dalam status baru dicontohkan Frederik ketika terjadi konversi agama, aqidah, khitan, perkawinan, penguasaan terhadap maqam-maqam dalam praktek sufi dan sebagainya. Dalam ritus pubertas laki-laki adalah berhubungan dengan perhitungan-perhitungan waktu sekaligus kritis dan berfungsi sebagai simbol kekuatan yang diperbarui dan kepemimpinan masa depan, sebagaimana upacara sekitar khitan pada masyarakat Mesir yang tahapan liminalnya dapat berupa pemakaian pakaian perempuan sebelum perubahan status dengan memotong kulup[4].
Terakhir, Denny mengusulkan untuk mengkaji permasalahan zakat yang menurutnya dapat dilihat dengan model ruang suci yang merujuk pada kalender Islam, jenis-jenis kekayaan yang wajib dizakati dan zakat fotrah pada akhir ramadhon. Zakat yang merupakan praktek ritual ekonomis unik ini integral dengan praktek ritual lainya dan merupakan kunci yang saling menghubungkan bidang-bidang pengalaman ritual seperti waktu suci, menjauhi polusi dan perbaikan komunitas.

D.    Ruang Lingkup dan Istilah Kunci Penelitian
Ruang lingkup penelitian yang dilakukan Denny adalah ritual-ritual Islam dalam pengertian ibadah itu sendiri ia bagi menjadi dua yaitu ibadah ‘resmi’ yang terdapat dalam sumber-sumber Islam dan ibadah ‘lokal’ atau ‘popular’ yang berkembang di Masyarakat tertentu. Kemudian ritual ini ia jelaskan dengan menggunkan teori waktu suci dan ruang suci, teori Thoedore Gaster, dan Arnold van Genep. Maka kata kuncinya adalah kewajiaban ritual (ritual duties), waktu suci, ruang suci, pengosongan (emptying), pengisian (filling), ritus peralihan (rites of passage).

E.     Kontribusi dalam Ilmu Keislaman
Kontribusi dari penelitian ini adalah; Pertama sumbangan terhadap pemahaman ritual agama terutama ritual-ritual Islam serta keterkaitan dengan waktu dan tempat suci yang berguna bagi sejarawan dan ilmuan lainnya dalam menangkap makna ritual dan simbol dalam Islam. Kedua, memberikan kerangka teori untuk menjelaskan aspek-aspek ritual yang berkembang dalam masyarakat.

F.      Penutup
Frederick M. Denny memberikan tawaran metodologi untuk penelitian ritual Islam dengan menggunakan teori mengenai ruang suci dan waktu suci, menggunakan teori Arnold van Gennep dengan fase pemisahan, transisi, dan penyatuannya dalam sebuah status baru. Teori lain yang digunakan oleh Denny adalah teori dari Gaster tentang pemahaman mengenai pengosongan dan pengisian. Denny ia menyarankan untuk melakukan kajian lebih lanjut dalam persoalan ritual termasuk dalam persoalan zakat yang belum disinggung untuk membentangkan konsep ritual yang lebih jauh.
 Dan menurut penulis temuan bahwa ritual dalam agama Islam tidak mempunyai hubungan dengan mitos dapat dijadikan sebagai modal untuk melakukan penelitian lebih lanjut terhadap berbagai ritual yang terdapat dalam Islam. Metodologi yang ditawarkan oleh Frederick M. Denny juga sangat membantu untuk menjelaskan aspek-aspek ritual yang berkembang dalam masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
http://kbbi.web.id
Martin, Richard M. Pendekatan Terhadap Islam dalam Studi Agama (Edisi Revisi). Yogyakarta: Suka-Press, 2010



[1] Mitos adalah  cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu, mengandung penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa tersebut mengandung arti mendalam yang diungkapkan dengan cara gaib. dalam http://kbbi.web.id/mitos
[2] http://kbbi.web.id/ritual
[3] http://kbbi.web.id/ritus
[4] Kulup adalah kelopak kulit yang menutupi ujung kemaluan laki-laki sebelum dikhitan; kulit khitan. Dalam http://kbbi.web.id/kulup diakses tanggal 29 Oktober 2015

No comments:

Post a Comment