TEORI DASAR PENDEKATAN DALAM PENGKAJIAN ISLAM, “RITUAL ISLAM : PROSPEKTIF
DAN TEORI”
Mata kuliah: Pendekatan
Dalam Pengkajian Islam
Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Iskandar Zulkarnain
Disusun Oleh :
Nama : Suryanto
NIM : 1520011047
PROGRAM STUDI INTERDISCIPLINARY ISLAMIC STUDIES (IIS)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
2016
A.
Latar Belakang Masalah
Studi ritual dalam Islam merupakan studi yang agak
terbengkalai dalam ranah studi Islam, padahal Islam sangat menekankan aspek
ritual. Begitu pentingnya aspek ritual, sehingga studi yang terfokuskan
merupakan suatu upaya memberikan penjelasan komprehensif dan kontruktif dari
makna-makna yang sebenarnya. Apakah
dalam peradaban kuno, mitos[1]
memberi dasar bagi ritual islam atau sebaliknya? Namun, baik sumber-sumber
Islam maupun para Islamis, semuanya mengatakan bahwa tidak banyak data yang
bisa diungkap tentang mitos. Sedangkan dalam masyarakat Islam, perilaku ritual
begitu kaya dan beragam. Hal yang penting untuk dilakukan adalah membangun
sebuah perspektif baru dan dengan teori-teori modern sebagai terobosan studi
tentang ritual Islam kontemporer.
Menurut KBBI, ritual adalah berkenaan dengan ritus[2];
hal ihwal ritus. Sedangkan ritus adalah tata cara dalam upacara keagamaan[3].
Jadi ritual Islam dapat diartikan sebagai aktivitas simbolik yang berkenaan
dengan tata cara dalam upacara agama Islam.
Studi Ritual adalah
merupakan studi perilaku sedangkan Studi Islam merupakan sebuah doktrin dalam
agama Islam. Karya Ibn Taimiyah atau Wahhabi, misalnya sejumlah perilaku ritual
yang dapat diterima menyusut secara drastis karena banyaknya praktik yang menyimpang
dan ditambah-tambahkan. Praktik-praktik ini sering dianut umat Muslim yang
memandangnya sebagai bagian dari agama yang benar.
Komponen ritual dalam islam sebenarnya adalah yang
terdapat pada rukun islam, seperti shalat, puasa, zakat, dan haji. Komponen
ritual islam tersebut juga harus sesuai dengan sumber yang asli, yaitu
Al-Qur’an dan Hadits Nabi.
Namun ritual yang terjadi sekarang banyak sekali yang
menyimpang dari sumber asli tersebut. Sebagai contoh, orang melakukan ritual ke
makam orang suci untuk mencari wasilah dan keberkahan dari mereka. Hal ini
tidak ada tuntunannya di dalam al-Qur’an maupun hadits nabi. Hal tersebut telah
menjadi hal yang wajar dan sering dilakukan orang Islam. Bid’ah menjadi sesuatu
yang benar dan sesuatu yang benar sering tidak dilaksanakan oleh umat Islam
sendiri.
Pemahaman seperti ini perlu diatasi dengan mengadakan
pemahaman kepada umat Islam. Perlu diadakan penelitian terhadapa ritual islam
dengan berbagai metode yang dapat digunakan. Agar dapat dipahami maksud dan tujuan
dari pengadaan ritual. Ritual jangan hanya dianggap sebagai praktek semata.
Setiap ritual harus dilaksanakan sesuai dengan waktu dan tempatnya. Jangan
sampai hal-hal yang tidak menjadi tuntunan justru dilaksanakan dan diamalkan
menjadi sesuatu yang benar.
Lalu, metode apa yang ditawarkan oleh Frederick M. Denny
dalam melakukan penelitian ritual Islam?
B.
Pentingnya Topik Penelitian
Penelitian Frederick M. Denny penting untuk memberikan
penjelasan mengenai fenomena keagamaan yang terkait dengan perilaku ritual yang
ideal dan praktek ritual yang berkembang. Usaha Denny adalah sebuah terobosan
untuk memecah kebuntuan dalam studi tentang ritual-ritual yang masih banyak
diabaikan begitu saja oleh pengkaji Islam baik dikalangan Muslim atau
orientalis. Sejumlah teori yang ditawarkan dapat digunakan oleh pengkaji
sesudahnya dalam menganalisis makna-makna yang tersembunyi dibalik pelaksanaan
ritual-ritual dalam agama Islam. Diharapkan ritual-ritual yang dilaksanakan
merupak ritual yang bersumber dari sumber asli, yaitu Al-Qur’an dan Hadits.
C.
Metodologi Penelitian
Metodologi penelitian yang digunakan Denny adalah dengan
meggunakan pendekatan fenomenologis yang bertujuan menangkap ‘pengertian’ pola
umum (general pattern) dan pola partikuler (particular pattern). Dengan kata
lain, Denny menggunakan teori waktu suci dan ruang suci untuk menjelaskan
perilaku-perilaku ritual. Waktu suci merupakan waktu yang telah menjadi patokan
untuk melaksanakan kegiatan ritual. Misal puasa sudah ditentukan waktunya yaitu
ketika bulan ramadhan. Ruang suci dimaksudkan pada waktu melakukan ritual harus
dilaksanakan pada tempat tertentu. Seperti ibadah Haji yang harus dilaksanakan
di Makkah.
Ia juga menggunakan teori Theodore Gaster tentang
fenomena yang ia sebut sebagai topocosme yang mengambil bentuk ritus knosis,
pengosongan dan ritus plerosisi, pengisian. Teori-teori ini kemudian disisipkan
pada teori tempat dan waktu suci untuk memberi interpretasi terhadap berbagai
ritual. Teori lainnya dalam memahami ritual adalah rites of passage model Arnold
van genep dengan fase-fase pemisahan (separation), transition dan dan bergabung
dengan status baru.
Cara-cara tersebut diterapkan dalam mencari pola umum
(general pattern) dalam ritual, ditemukan adanya waktu suci dan ruang suci.
Ruang dan waktu adalah kategori universal dan banyak cara yang digunakan orang
beragama untuk menjelaskan hubungannya. Dalam penjelasan tentang waktu suci,
Denny memulai dari pembahasan tentang kalender Islam dengan makna ritual.
Walaupun ada banyak ibadah lokal dan popular (Islam ‘popular’) di luar ibadah
resmi (Islam ‘resmi’) yang terkait dengan waktu suci seperti peringatan
orang-orang suci, namun waktu suci dalam kehidupan masyarakat muslim sangat
dominan yaitu dapat dibuktikan dengan shalat lima waktu dengan azan. Dalam haji,
terkait dengan waktu suci. Haji merupakan ekspresi liminalitas dan komunitas
dalam pengertian Victor Turner adalah upaya untuk mengkombinasikan ruang dan
waktu yang terfokus pada pusat dunia, Mekkah (Ka’bah). Demikian juga sholat,
sholat memiliki orientasi ruang yang kuat, yaitu menghadap kiblat (ka’bah di
Makkah). Demikian juga bulan suci puasa (ramadhon).
Denny, dalam menjelaskan ruang suci, menegaskan, ada
perbedaan ruang suci dalam Islam dengan tradisi-tradisi lainya khususnya agama
kuno. Untuk menjelaskan ruang suci Denny menggunakan teori Theodore Gasper yang
menjelaskan thepis sebagai sebuah fenomena yang ia sebut sebagai topocosme.
Dalam pandangan Gasper komponen utama pola musim adalah ritual yang kemudian ia
bagi menjadi dua kategori yaitu ritus knosis (pengosongan) dan ritus plerosisi
(pengisian). Dengan kata lain Denny membagi ritual dalam dua kategori yaitu
sistem pemisahan yang didasarkan pada ruang dan waktu dan sistem pemisahan yang
didasarkan pada kesucian dan keharaman. Yang masuk kategori pertama adalah
sholat, puasa romadhon, dan haji, untuk kategori ritual local atau popular
untuk ritus knosis dapat dicontohkan adalah perayaan 10 Muharram. Kategori
kedua, menggambarkan dan menyimbulkan rivitalisasi yang terjadi pada permulaan
kesempatan baru dan ditunjukkan oleh ritus-ritus perkawinan massal, upacara
penebusan dosa dan prosedur magis untuk membangkitkan kesuburan dan sebagainya.
Persoalan ruang suci dapat juga dilihat dari kultus terhadap orang-orang suci
yang bertujuan untuk memuaskan keinginan orang-orang terdekat dengan tempat-tempat
suci. Contoh lainnya seperti daging babi, bangkai dan anjing.
Pemahaman tentang ritual dengan model rites of passage
Arnold van Genep dengan fase-fase pemisahan, transisi dan bergabung dalam
status baru dicontohkan Frederik ketika terjadi konversi agama, aqidah, khitan,
perkawinan, penguasaan terhadap maqam-maqam dalam praktek sufi dan sebagainya.
Dalam ritus pubertas laki-laki adalah berhubungan dengan
perhitungan-perhitungan waktu sekaligus kritis dan berfungsi sebagai simbol
kekuatan yang diperbarui dan kepemimpinan masa depan, sebagaimana upacara
sekitar khitan pada masyarakat Mesir yang tahapan liminalnya dapat berupa
pemakaian pakaian perempuan sebelum perubahan status dengan memotong kulup[4].
Terakhir, Denny mengusulkan untuk mengkaji permasalahan
zakat yang menurutnya dapat dilihat dengan model ruang suci yang merujuk pada
kalender Islam, jenis-jenis kekayaan yang wajib dizakati dan zakat fotrah pada
akhir ramadhon. Zakat yang merupakan praktek ritual ekonomis unik ini integral
dengan praktek ritual lainya dan merupakan kunci yang saling menghubungkan
bidang-bidang pengalaman ritual seperti waktu suci, menjauhi polusi dan
perbaikan komunitas.
D.
Ruang Lingkup dan Istilah Kunci Penelitian
Ruang lingkup penelitian yang dilakukan Denny adalah
ritual-ritual Islam dalam pengertian ibadah itu sendiri ia bagi menjadi dua yaitu
ibadah ‘resmi’ yang terdapat dalam sumber-sumber Islam dan ibadah ‘lokal’ atau
‘popular’ yang berkembang di Masyarakat tertentu. Kemudian ritual ini ia
jelaskan dengan menggunkan teori waktu suci dan ruang suci, teori Thoedore
Gaster, dan Arnold van Genep. Maka kata kuncinya adalah kewajiaban ritual
(ritual duties), waktu suci, ruang suci, pengosongan (emptying), pengisian
(filling), ritus peralihan (rites of passage).
E.
Kontribusi dalam Ilmu Keislaman
Kontribusi dari penelitian ini adalah; Pertama sumbangan
terhadap pemahaman ritual agama terutama ritual-ritual Islam serta keterkaitan
dengan waktu dan tempat suci yang berguna bagi sejarawan dan ilmuan lainnya
dalam menangkap makna ritual dan simbol dalam Islam. Kedua, memberikan kerangka
teori untuk menjelaskan aspek-aspek ritual yang berkembang dalam masyarakat.
F.
Penutup
Frederick M. Denny memberikan tawaran metodologi untuk
penelitian ritual Islam dengan menggunakan teori mengenai ruang suci dan waktu
suci, menggunakan teori Arnold van Gennep dengan fase pemisahan, transisi, dan
penyatuannya dalam sebuah status baru. Teori lain yang digunakan oleh Denny
adalah teori dari Gaster tentang pemahaman mengenai pengosongan dan pengisian.
Denny ia menyarankan untuk melakukan kajian lebih lanjut dalam persoalan ritual
termasuk dalam persoalan zakat yang belum disinggung untuk membentangkan konsep
ritual yang lebih jauh.
Dan menurut
penulis temuan bahwa ritual dalam agama Islam tidak mempunyai hubungan dengan
mitos dapat dijadikan sebagai modal untuk melakukan penelitian lebih lanjut
terhadap berbagai ritual yang terdapat dalam Islam. Metodologi yang ditawarkan
oleh Frederick M. Denny juga sangat membantu untuk menjelaskan aspek-aspek
ritual yang berkembang dalam masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
http://kbbi.web.id
Martin, Richard M. Pendekatan
Terhadap Islam dalam Studi Agama (Edisi Revisi). Yogyakarta: Suka-Press,
2010
[1] Mitos adalah
cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu, mengandung
penafsiran tentang asal-usul semesta alam, manusia, dan bangsa tersebut
mengandung arti mendalam yang diungkapkan dengan cara gaib. dalam http://kbbi.web.id/mitos
[2]
http://kbbi.web.id/ritual
[3]
http://kbbi.web.id/ritus
[4] Kulup adalah
kelopak kulit yang menutupi ujung
kemaluan laki-laki sebelum dikhitan; kulit khitan. Dalam http://kbbi.web.id/kulup diakses tanggal 29 Oktober 2015
No comments:
Post a Comment