Sedikit kata

Semua Akan Indah Pada Waktunya

--9 Agustus 2019--

11 April, 2016

PUSTAKAWAN PERLU MENUNJUKKAN KEMAMPUANNYA

Mungkin kebanyakan orang menganggap sebelah mata tentang pustakawan. Pustakawan merupakan orang buangan ataupun orang yang tidak memiliki kompetensi yang mumpuni untuk ditempatkan di tempat lain selain di perpustakaan. Kenapa bisa demikian? Pandangan awal yang dapat saya lihat adalah karena (menurut mereka) perpustakaan bisa dikelola oleh siapapun orangnya tanpa memerlukan kecakapan khusus. Pekerjaan pustakawan sama dengan pekerjaan petugas kebersihan yang tentu siapapun bisa melakukannya. 
Padahal ini tidak benar. Lihat saja perpustakaan saat ini, terutama di perpustakaan sekolah. Betapa banyaknya sekolah yang tidak memiliki perpustakaan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan oleh Perpusnas. Perpustakaan seperti benda mati. Petugasnya tidak memiliki semangat dalam memajukan perpustakaan yang hingga pada akhirnya pihak sekolah juga tidak peduli dengan perpustakaan. Barangkali karena ketidak tahuan mereka harus diapakan perpustakaan yang mengakibatkan mereka frustasi dan akhirnya acuh tak acuh dengan pekerjaannya. 
Pandangan seperti inilah yang perlu kita hilangkan! Semangat sebagai pustakawan perlu kita gelorakan! 
Pengalaman saya bekerja, tidak sedikit saya mendapati pandangan orang yang tidak baik terhadap saya. Ya tentunya karena saya kuliah dijurusan perpustakaan. Bisa jadi mereka menganggap apa sih yang bisa saya kerjakan. Perkembangan apa yang nanti akan terjadi setelah saya bekerja di perpustakaan? 
Saya sudah menduga sebelumnya tentang hal ini. Oleh karena itu, tekad dan semangat untuk menunjukkan siapa itu pustakawan sebenarnya.  
Awalnya saya bertekad untuk menjadikan perpustakaan tempat saya bekerja terotomasi. Walaupun sebenarnya pada saat itu perpustakaan belum memiliki komputer yang bisa digunakan untuk menginstall aplikasi. Akhirnya saya merelakan laptop pribadi untuk mendata semua koleksi perpustakaan. Pendataan selesai kurang lebih 10 bulan dan dilanjutkan dengan pemberian label dan barcode. Hingga semua koleksi buku selesai dan siap dilayankan pada tahun ajaran berikutnya. Kira-kira setahun setelah saya masuk kerja.  

Tampilan Otomasi Perpustakaan

Melihat kerja keras saya, ternyata pihak sekolah menghargai kerja saya dan kemudian dibelikan Komputer baru untuk instalasi aplikasi. Saya lanjutkan dengan pendataan anggota dan pembuatan kartu anggota menggunakan Kertas PVC. Belajar terus agar bisa membuat kartu anggota. Peralatan yang apa adanya dimiliki sekolah saya gunakan. Bentuk kartu pun belum bagus seperti wajarnya kartu anggota yang menggunakan kertas PVC. Pemotongan kartu masih menggunakan mesin manual pemotong kertas. Sudut-sudut kartu menjadi tajam. Printer masih menggunakan printer seadanya sehingga kualitas gambar juga seadanya. 
Penambahan fitur peminjaman dengan cara peminjaman mandiri pun saya ajukan. Pengenalan kepada atasan mengenai kelebihan dan kekurangan dilakukan. Akhirnya atasan menyetujui dan melengkapi segala kebutuhan yang diperlukan untuk peminjaman mandiri tersebut.
Melihat keadaan tersebut, atasan memiliki ide-ide yang mendukung apa yang telah saya lakukan. Sarana dan Prasarana dipenuhi dan hingga pada akhirnya saat ini, kartu pelajar dijadikan satu dengan kartu anggota perpustakaan dan dibuat di perpustakaan. Peminjaman mandiri juga dapat diaplikasikan di perpustakaan. 
Beberapa hal tersebut menjadi loncatan yang bagus untuk perpustakaan. Betapa pihak sekolah telah menghargai dan mengerti bahwa pustakawan tidak bisa dipandang sebelah mata. Kemampuannya mampu mengubah pandangan sebelumnya terhadap pustakawan dan perpustakaan. Kepercayaan mereka terhadap pustakawan meningkatkan semangat mereka untuk turut memajukan perpustakaan. Perbaikan gedung perpustakaan yang awalnya 1 lantai menjadi 2 lantai. Penambahan sarana dan prasarana serta koleksi dilakukan untuk memajukan perpustakaan. 
Jadi pada intinya, sebagai pustakawan kita harus bisa menunjukkan kemampuan kita walaupun dengan segala keterbatasan yang dimiliki. Komunikasi yang baik terhadap atasan perlu dilakukan dan ditingkatkan. Serta pustakawan harus mampu bermimpi dan memiliki semangat untuk mewujudkan mimpi tersebut.
--------------------------------
Pada kesempatan mendatang akan saya ceritakan mengenai keadaan perpustakaan dari segi Sumber Daya Manusia ditempat saya bekerja. Tantangan pustakawan mengahapi SDM di perpustakaan yang ternyata SDM tersebut tidak memiliki kompetensi dalam mengelola perpustakaan. 

No comments:

Post a Comment